Cita-cita gue sebenarnya banyak banget. Apapun sosoknya
bakal gue jabanin yang penting selama itu sosok yang WAW dimata masyarakat
*eeaak. Dulu waktu lagi jaman-jamannya
dokter terkenal gue ngebet banget pengen jadi dokter. Bukan dokter umum, tapi dokter bedah. Bagi gue, dokter bedah itu adalah sosok dokter yang paling langka yang gak bisa ditemuin kliniknya dipinggir jalan gitu. Yaah seperti gue, gak pasaran. Dan cita-cita itu gue rendam di benak hati yang paling dalam selama 3 tahun.
dokter terkenal gue ngebet banget pengen jadi dokter. Bukan dokter umum, tapi dokter bedah. Bagi gue, dokter bedah itu adalah sosok dokter yang paling langka yang gak bisa ditemuin kliniknya dipinggir jalan gitu. Yaah seperti gue, gak pasaran. Dan cita-cita itu gue rendam di benak hati yang paling dalam selama 3 tahun.
Selama waktu terus
berjalan dan hari berganti tahun, gue memutuskan untuk memecat si “dokter bedah”
dan gue ganti dengan sang guru matematika. Kenapa gue ganti? Karena gue
terinspirasi oleh guru tersayang saat gue masih mengenakan seragam merah putih.
Namanya Bu Agustinus *hai ibu. Dia itu guru yang paling sabar dan pintar yang
pernah gue kenal. Makanya gue pengen jadi seperti itu guru. Tapi gak sama
persis dengan dia, gue masih membawa sifat pribadi gue yang kental dan menjadi
khas gue.
Profesi itu gak berjalan lama.
Profesi itu gak berjalan lama.
Dan sama seperti hal diatas *hah?,
akhirnya gue beranjak dari profesi guru menjadi sang tentara wanita. Hahahaha. Waktu
itu gue diajak bokap gue ke airport buat temenin dia ngejemput teman2 lamanya. Dan
gue salut banget ternyata orang2 yang dimaksud bokap gue adalah sekelompok
tentara GAGAH PERKASA. Tapi ada yang ganjel dari cara mereka berjalan *dilihat
kejauhan. Ternyata gue nemuin sosok wanita. Dan gue manfaatin kesempatan itu
dengan bertanya2 perihal tentangnya *bukan bermaksud modus. Setelah dia cerita
pengalamannya menjadi tentara disuatu kota, akhirnya gue tertarik deh dengan
profesi itu. Dan menjadi seorang tentara itu direstui sama kedua belah pihak
orangtua gue. Namun naas, itu hanya sebuah khayalan belaka. Beberapa bulan
kemudian gue terserang penyakit yang membuat gue menambah aksesoris dimata gue.
Yup. Gue terserang miopi dan mengharuskan untuk mengenakan “kaca kembar tembus
pandang” itu. Dan gara-gara itu, gue gak bakalan bisa menjadi tentara karena
salah satu syaratnya itu mat ague harus normal. Sedih saya.
Entah karena apa, belakangan tahun ini gue selalu suka berkhayal dan berhalusinasi. Dan kadang halusinasi gue itu bisa kebawa sampe kebantal gue. Semenjak gue selalu berhalusinasi pengen ini itu, jadi gue gak berani untuk langsung memutuskan sesuatu. Karena gue masih jera dengan apa yang pernah gue alami. Dan hingga kini, gue gak tau bakal jadi apa gue. Gue takut apa yang gue harapkan gak terjadi.
Entah karena apa, belakangan tahun ini gue selalu suka berkhayal dan berhalusinasi. Dan kadang halusinasi gue itu bisa kebawa sampe kebantal gue. Semenjak gue selalu berhalusinasi pengen ini itu, jadi gue gak berani untuk langsung memutuskan sesuatu. Karena gue masih jera dengan apa yang pernah gue alami. Dan hingga kini, gue gak tau bakal jadi apa gue. Gue takut apa yang gue harapkan gak terjadi.
Dan itu karena gue hanya seorang DREAMERS GURL.